Rabu, 26 Oktober 2011

METODE DALAM SOSIOLOGI

A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami kelompok III kelas IPS C Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Tarbiyah semester II mampu menyelesaikan tugas makalah dengan mata kuliah Pengantar Sosiologi dengan judul “Metode dalam Sosiologi” ini dengan baik dan tepat waktu. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Dr.H.Zulfi Mubaroq, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar sosiologi.

read more . . .
Pentingnya membahas topik metode sosiologi adalah untuk memberikan pemahaman dan wawasan kepada kita tentang segala hal yang berkaitan dengan metode sosiologi.
Isi global dari makalah  ini adalah macam-macam metode yang digunakan dalam sosiologi yang pada dasarnya menggunakan metode kualitatif: tidak bisa diukur dengan angka tetapi nyata dalam kehidupan masyarakat (metode historis, komparatif). Metode kuantitatif: bisa diukur dengan angka, dengan menggunakan skala, indeks, tabel dan formula (metode statistik, sociometri).






2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Metode Sosiologi ?
2. Apa yang menjadi perbedaan antara metode kuantitatif dan kualitatif ?
3. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Ingin memahami apa yang dimaksud dengan metode sosiologi
2. Ingin mempelajari metode-metode yang digunakan dalam sosiologi

B. Pembahasan
1. Pengertian Metode
Metode merupakan cara yang teratur dan sigtimatis untuk pelaksanaan sesuatu; cara kerja.[1]
Metode merupakan cara mencari kebenaran dan asas-asas gejala alam, masyarakat dan kemanusiaan berdasarkan disiplin ilmu tertentu.[2]
Metode merupakan cara kerja yang digunakan untuk memudahkan kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan, agar tercapai tujuan seperti yang telah kita tentukan dan harapkan. Metode sekurang-kurangnya memiliki beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut. 1. Ada masalah yang dikaji atau di teliti. 2. Ada hipotesis, yaitu kesimpulan yang bersifat sementara yang harus dibuktikan kebenaranya melalui data. 3. Ada usulan mengenai atau cara penyelesian permasalahan dari hipotesis yang ada.[3]
Setelah mendapatkan gambaran dan pokok-pokok tentang ruang lingkup sosiologi beserta hubunganya dengan ilmu-ilmu sosial lainya dan teori-teorinya, perlu dijelaskan cara-cara sosiologi mempelajari objeknya yaitu masyarakat. Untuk kepentingan itu, sosiologi mempunyai cara kerja atau metode (method) yang juga di pergunakan oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainya. Pada dasarnya terdapat dua jenis cara kerja atau metode, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif.
  1. Kualitatif: tidak bisa diukur dengan angka tetapi nyata dalam masyarakat (metode historis, komparatif)
  2. Kuantitatif: bisa diukur dengan angka, dengan menggunakan skala, indeks, tabel dan formula (metode statistik,sosciometri)[4]
2. Macam-macam metode Sosiologi
a. Metode kualitatif
Yaitu metode yang mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata di dalam mayarakat. Di dalam metode kualitatif termasuk metode historis dan metode komparatif, keduanya dikombinasikan menjadi historis komparatif. Metode historis menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. Seorang sosiolog yang ingin menyelidiki akibat-akibat revolusi (secara umum) akan mempergunakan bahan-bahan sejarah untuk meneliti revolusi-revolusi penting yang terjadi dalam masa silam. Atau Metode ini mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak. Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, di samping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif.
Metode komparatif mementingkan perbandingan antara bermacam-macam mayarakat beserta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan serta sebab-sebabnya. Perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan tersebut bertujuan untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perilaku masyarakat pada masa silam dan masa sekarang, dan juga mengenai masyarakat-mayarakat yang mempunyai tingkat peradaban yang berbeda atau yang sama.[5]
Metode studi kasus (case studi) bertujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala nyata dalam kehidupan masyarakat. Studi kasus dapat digunakan untuk menelaah suatu keadaan,kelompok, masyarakat setempat (community), lembaga-lembaga maupun individu-individu. Dasarnya adalah bahwa penelaahan suatu persoalan khusus yang merupakan gejala umum dari persoalan-persoalan lainya dapat menghasilkan dalil-dalil umum. alat-alat yang digunakan oleh metode studi kasus misalnya, wawancara (interview). Tehnik wawancara seringkali dipakai apabila diperlukan data penting dari masyarakat lain. Tehnik wawancara dapat dilaksanakan secara tidak tersusun dan secara tersusun. Pada yang pertama, penyelidik menyerahkan pembicaraan pada orang yang diajak wawancara, sedangkan pada yang terakhir, penyelidik yang memimpin pembicaraan. Dalam mempergunakan tehnik tersebut, penyelidik harus sadar bahwa apa yang dikemukakan oleh yang diajak berwawancara, paling tidak terpengaruh oleh kehadirannya. Pada tehnik pertanyaan, telah dibuatkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Tehnik tersebut hampir sama dengan schedules, dimana dilakukan wawancara melalui daftar pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu.
            Dalam participant observer technique, penyelidik ikut serta dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok sosial yang sedang diselidikinya. Dalam hal ini penyelidik akan berusaha sedapat-dapatnya untuk tidak memengaruhi pola-pola kehidupan masyarakat yang diselidikinya. Metode kualitatif tersebut dalam istilah bahasa jerman dapat dinamakan sebagai metode berdasarkan verstehen (artinya penghayatan). Metode kualitatif berusaha memehami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.[6]
Ciri ciri metode kualitatif adalah sebagai berikut.
  1. Sumber data berada dalam situasi yang wajar (natural setting), tidak di manipulasi oleh angket dan tidak dibuat-buat sebagai kelompok eksperimen.
  2. Laporanya sangat deskriptif.
  3. Mengutamakan proses dan produk.
  4. Peneliti sebagai intrumen penelitian (key intrumenn).
  5. Mencari makna, di pandang dari pikiran dan perasaan responden.
  6. Mementingkan data langsung (tangan pertama), karena itu pengumpulan datanya mengutamakan observasi partisipasi, wawancara, dan dokumentasi.
  7. Menggunakan triangulasi, yaitu memeriksakan kebenaran data yang di peroleh kepada pihak lain.
  8. Menonjolkan rincian yang kontekstual, yaitu menguraikan sesuatu secara rinci.
  9. Subjek yang diteliti dianggap berkedudukan yang sama dengan peneliti, peneliti bahkan belajar kepada respondenya.
  10. Mengutamakan prespektif emic, yaitu pendapat responden daripada pendapat peneloiti sendiri (etik).
  11. Mengadakan verivikasi melalui kasus yang bertentangan.
  12. Sampel dipilih secara purposif.
  13. Menggunakan audit trail, yaitu memeriksa data mentah, analisis, dan kesimpulan kepada pihak lain, biasanya pembimbing.
  14. Partisipasi peneliti tidak mengganggu natural setting.
  15. Analisis data dilakukan sejak awal sampai penelitian berakhir.
  16. Desain penelitian tampil selama proses penelitian(emergent).[7]
b. Metode kuantitatif
Metode ini mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan skala-skala, indeks, tabel, dan formula-formula yang semuanya mempergunakan ilmu pasti atau matematika. Metode ini digunakan dalam penelitian yang analisis datanya mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode formula-formula tertentu yang cenderung menggunakan uji statistik.  Metode yang termasuk jenis metode kuantitatif adalah  metode statistik yang bertujuan menelaah gejala-gejalasosial secara matematis. Akhir-akhir inidihasilkan suatu teknik yang dinamakan sociometry yang berusaha meneliti masyarakat secara kuantitatif. Sociometri menggunakan skala-skala dan angka-angka untuk mempelajari hubungan-hubungan antar manusia dalam masyarakat. Jadi sociometri adalah himpunan konsep-konsep dan metode-metode yang bertujuan untuk menggambarkan dan meneliti hubungan-hubungan antar manusia dalam masyarakat secara kuantitatif.
Disamping metode-metode diatas, metode-metode sosiologi lainya didasarkan pada penjenisan antara metode induktif yang mempelajari suatu segala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam lapangan yang lebih luas, dan metode deduktif yang mempergunakan proses sebaliknya, yaitu mulai dengan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus.[8]
penggolongan metode-metode sosiologi ke dalam jenis metode empiris yang menyandarkan diri pada keadaan-keadaan yang dengan nyata didapat dalam masyarakat, dan jenis metode rationalistis yang mengutamakan pemikiran dengan logika dan pikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah-masalah kemasyarakatan. metode empiris dalam ilmu sosiologi modern diwujudkan dengan research atau penelitianya yaitu cara mempelajari suatu masalah secara sistematis dan intensif untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak mengenai masalah tersebut.research dapat bersifat basic atau applied. Basic research adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak dari ilmu pengetahuan, sedangkan applied research ditujukan pada penggunaan ilmu pengetahuan secara praktis. Metode rasionalistis banyak dipergunakan dahulu sekarang masih ada fungsionalisme oleh para sarjana sosiologi di Eropa.
            Akhirnya sosiologi juga sering mempergunakan metode fungsionalisme. secara tingkat dapat dijelaskan bahwa metode fungsionalisme bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat. Metode tersebut berpendirian pokok bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi; masing-masing mempunyai fungsi tersendiri terhadap masyarakat. Dalam bidang antropologi, metode tersebut dipopulerkan oleh Brnislaw Malinowski dan A.R. radcliffe Brown, sedangkan sarjana-sarjana sosiologi yang melaksanakan pendekatan fungsional terhadap masyarakat adalah antara lain Talkott parsons dan Robert K.Merton[9].
            Metode-metode sosiologi tersebut diatas bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi sering kali menggunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki objeknya. Kecuali metode-metode tersebut di atas, masing-masing ilmu pengetahuan dan juga sosiologi mempunyai perlengkapan alat-alatnya sendiri, yaitu alat-alat yang di sebut konsep untuk menganalisis masalah-masalah yang terdapat dalam lapanganya khususnya untuk sosiologi, yaitu masyarakat.[10]
3.      Perbedaan metode kualitatif dan metode kuantatif[11]

  1. Metode kualitatif

  1. Metode kuantitatif

  1. Data bersifat verbal
  2. Tidak menggunakan variabel
  3. Insrtumen penelitian adalah angket peneliti sendiri
  4. Sumber data bersifat informan
  5. Pertanyaan bersifat terbuka
  6. Anlisis data melalui identifikasi, klasifikasi, dan interpretasi data.
  7. Menggunakan metode participant observation dan indepth interview
  8. Tidak memerlukan informan yang banyak dalam membuktikan hipotesis awal
  9. Memerlukan waktu yang relatif lama

  1. Data bersifat numerik (angka-angka)
  2. Menggunakan variabel
  3. Instrumen penelitian adalah angket
  4. Sumber data disebut responden
  5. Pertanyaan bersifat tertutup
  6. Analisis data menggunakan metode statistik
  7. Menggunakan metode penelitian survei
  8. Memerlukan responden yang banyak untuk memperkuat hipotesis
  9. Tidak memerlukan waktu yang lama


a. Menjembatani perbedaan kuantitatif dengan metode penelitian kualitatif

Walaupun kita sudah mengetahui perbedaan antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Kita tidak perlu mempertentangkanya, peneliti yang bijaksana mempunyai pengetahuan yang luas dan dalam bidang penelitian khususnya, baik kuantitatif mupun kualitatif. Orang yang terlalu fanatik dengan salah satu metode saja dan menganggap bahwa hanya itulah satu-satunya metode yang paling baik, mungkin untuk menutupi dirinya dari ketidaktahuan metode yang lainya. Karena kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua metode kualitatif dapat memecahkan masalah. Demikian pula halnya dengan metode kuantitatif, tidak semua metode kuantitatif dapat memecahkan masalah. Seperti halnya dengan obat, maka tidak ada yang dapat menyembuhkan semua penyakit.
Pembela fanatik yang terhadap metode kualitatif ataupun kuantitatif, saling menyerang dan mendiskreditkan satu sama lainnya; seolah-olah pihaknya yang paling benar. Untuk itu kita perlu terseret oleh pembelaan yang ektrem yang bersifat membenarkan dirinya sendiri. Sebaliknya, dengan sikap yang kritis, hendaknya kita dapat menempatkan kedua metode penelitian itu pada fungsinya masing-masing. Kedua metode penelitian itu mempunyai kegunaannya masing-masing dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dengan caranya sendiri-sendiri.
Masalahnya ialah metode mana yang kita pakai dalam penelitian kita? Jawabnya ialah tergantung dari masalah dan jenis penelitianya. Sebagai contoh, jika ingi menelitin distribusi peredaran uang di suatu daerah kuantitatiflah yang lebih cocok. Jika ingin meneliti kebudayaan suatu suku, maka metode kualitatiflah yang lebih sesuai.[12]
Jujun S. Sumantri (1988) menyatakan bahwa penelitian kualitatif sebaiknya diikuti penelitian kuantitatif, agar dapat memberikan kenyataan yang lebih akurat yang berguna dalam kegiatan prediksi dan kontrol. Sebagai contoh, kita melaui penelitian kualitatitif telah berhasil menemukan adanya pengaruh informasi langsung dari para petugas dan pengaruh tidak langsung dari media terhadap modernisasi masyarakat. Selanjutnya, jika kita di minta memutuskan mana yang perlu mendapat prioritas utama antara kedua faktor yang mempengaruhi modernisasi itu, maka perlu dilanjutkan dengan penelitian kuantitatif.[13]
Metode lainya:
1.      Metode Statistik
Banyak dipakai untuk menunjukkan hubungan atau pengaruh kausalitas serta prasangka pribadi atau sepihak.Penerapan metode ini yang paling sederhana adalah teknik enumerasi(penghitungan).Jawaban pertanyaan responden disusun dalam tabel sehingga diketahui jumlahnya.

2.      Metode Eksperimen
Metode eksperimen dilakukan terhadap dua kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok eksperimen sedangkan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol.Metode ini membandingkan percobaan kedua kelompok tersebut.Dua macam metode metode eksperimen:eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan.
Eksperiman merupakan teknik yang leih banyak di jumpai dalam ilmu sosial lain seperti psikologi, namun dalam hal tertentu kitapun menjumpai eksperiman dalam sosiologi. Dalm mikrososiologi, misalnya, kita dapat menjumpai berbagai penelitian eksperiman. Salah satu diantaranya ialah satu studi michael wolf terhadap interaksi diantara para penjalan kaki dikala mereka berpapasan di tengah kota (lihat wolf,1973). Dalam eksperimen ini anggota tim peneliti berjalan lurus ke depan meskipun dai arah berlawanan seorang pejalan kaki lain berjalan tempat ke arahnya untuk melihat bagaimana reaksi pihak lawan dikala kedua orang hampir bertabrakan. Dari berbagai reaksi tersebut kemudian di simpulkan adanya pola tertentu dalam interaksi demikian (gerak tubuh dan gerak tangan tertentu untuk menghindari kontak fisik, benturan kecil yang kadang-kadang tidak dapat di hindarkan, umpatan manakala benturan terjadi).[14]
3.      Deduktif: berdasarkan hal-hal yang bersifat umum kemudian ditarik ke hal-hal yang lebih khusus.
4.      Induktif: berdasarkan hal-hal yang khusus kemudian diambil generalisasinya.
5.      Metode Studi Kasus
Metode ini digunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa ternetu. Metode studi kasus merupakan suatu penyelidikan mendalam dari sutu individu, kelompok, atau institusi untuk menentukan variable itu, dan hubunganya diantara variable mempengaruhi status atau perilaku yang saat itu menjadi pokok kajian. Dengan demikian, dalam penggunaan metode studi kasus tersebut peneliti harus mampu mengungkap keunikan-keunikan individu, kelompok, maupun institusi yang ditelitinya, terutama dalam menelaah hubunganya diantara variable-variable yang mempengaruhi status atau perilaku yang dikajinya.
            Dalam penelitian dengan memakai studi kasus berbagai segi kehidupan sosial suatu kelompok sosial menyeluruh. Penelitian studi kasus klasik dalam sosiologi ialah penelitian Robert S.Lynd dan Helen Merrel Lynd terhadap kehidupan masyarakat suatu kota kecil di Amerika Serikat bagian tengah yang mereka beri nama samaran Middletown. Tujuan penelitian ini sangat luas karena mencakup segi pencarian nafkah, pembentukan rumah tangga, sosialisasi anak, penggunaan waktu luang, kegiatan di bidang keagamaan sampai keterlibatan dalam kegiatan komunitas. Kemudian hasil penelitian mereka dituangkan dalam buku Middletown: A Studi Modern American Culture (1929) fan middletown in Trasition: A Studi in Cultural Conflicts (1937)[15]
6.      Metode Survei Lapangan
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang hanya ada pada kehidupan masyarakat secara langsung dan diperoleh melalui angket,wawancara,ataupun observasi secara langsung.Persiapan yang dilakukan adalah menentukan populasi yang hendak diteliti sekaligus objek,angket dan bahasa yang dipahami.

7.      Metode Partisipasi
Metode ini digunakan untuk mengadakan penelintian terhadap kepentingan kelompok.Peneliti berbaur dalam kehidupan kelompok sambil melakukan pengamatan atau kegiatan penelitiannya tanpa mengungkapkan identitas sebagai peneliti dan tidak boleh terlibat secara emosional terhadap kelompok yang ditelitinya.

8.      Metode Empiris dan Rasionalistis
Metode empiris menyandarkan diri pada fakta yang ada dalam masyarakat melalui penelitian.Metode rasionalistis mengutamakan pemikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah-masalah kemasyarakatan.

9.      Metode Studi Pustaka
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data atau keterangan dari buku literatur di perpustakaan. Kelebihannya adalah memperoleh banyak sumber tanpa perlu biaya,tenaga dan waktu.Akan tetapi dibutuhkan kepandaian peneliti untuk mencari buku yang relevan agar dapat dipakai sebagai sumber perolehan data dalam penelitian tersebut.
       
10.  Metode Eksplanatori
 Metode ini merupakan bagian dari metode empiris. Popeneo (1943:28) mengemukakan bahwa jika saja dalam studi deskriptif lebih banyak bertanya tentang apa, siapa, kapan, dan dimana, maka dalam studi eksplanatori lebih banyak menjawab mengapa dan bagaimana. Oleh karena itu, metode ini bersifat menjelaskan atas jawaban dari pertanyaan mengapa dan bagaimana
11.  Metode fungsionalisme
Metode ini bertujuan untuk meneliti fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.metode ini berpendirian pokok bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat memiliki hubungan timbal balik fungsi tersendiri yang saling mempengeruhi, masing-masing memiliki fungsi tersendiri terhadap masyarakat (Soekanto,1986:38).[16]
 
C. ANALISIS DAN DISKUSI

Menurut Jujun S. Sumantri (1988) menyatakan bahwa penelitian kualitatif sebaiknya diikuti penelitian kuantitatif, agar dapat memberikan kenyataan yang lebih akurat yang berguna dalam kegiatan prediksi dan kontrol. Sebagai contoh, kita melaui penelitian kualitatitif telah berhasil menemukan adanya pengaruh informasi langsung dari para petugas dan pengaruh tidak langsung dari media terhadap modernisasi masyarakat. Selanjutnya, jika kita di minta memutuskan mana yang perlu mendapat prioritas utama antara kedua faktor yang mempengaruhi modernisasi itu, maka perlu dilanjutkan dengan penelitian kuantitatif.[17]
Kami (kelompok III) setuju dengan pendapat Jujun S. Sumantri karena dalam suatu penelitian metode kualitatif dan metode kuantitatif saling melengkapi, sebagai contoh, penelitian tentang  perilaku masyarakat maka metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Namun apabila kita ditanya dalam kondisi ekonomi yang bagaimana orang tersebut berperilaku baik ataupun jahat maka perlu dilanjutkan dengan penelitian kuantitaif.

Pertanyaan:
1.      Berikan contoh dari kualitatif dan kuantitatif?
Penanya: Ahmad Taufik
2.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan induktif dan deduktif?
Penanya: Depict Prestine
3.      Lebih mengutamakan metode mana dalam suatu penelitian?
Penanya: Endang
4.      Apa perbedaan metode kualitatif dan kulitatif?
Penanya: Nuril

Jawaban :
1.      Metode kualitatif adalah metode penelitian yang tidak bisa diukur dengan angka-angka, contohnya: Ingin mengetahui tentang perilaku seseorang
Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang bisa di ukur dengan angka-angka contohnya: Ingin mengetahui jumlah kepadatan penduduk
  1. Deduktif: berdasarkan hal-hal yang bersifat umum kemudian ditarik ke hal-hal yang lebih khusus.
Induktif: berdasarkan hal-hal yang bersifat khusus kemudian ditarik ke hal-hal yang umum.
3.      kita harus melihat yang kita teliti terlebih dahulu, jika yang kita teliti bersifat eksak maka harus mengutamakan metode yang sesuai yaitu metode kuantitatif.
Sebaliknya jika yang kita teliti tidak dapat diukur dengan angka maka kita harus mengutamakan metode kualitatif.


4.      Metode kualitatif
  • Data bersifat verbal
  • Tidak menggunakan variabel
  • Insrtumen penelitian adalah angket peneliti sendiri
  • Sumber data bersifat informan
  • Pertanyaan bersifat terbuka
  • Anlisis data melalui identifikasi, klasifikasi, dan interpretasi data.
  • Menggunakan metode participant observation dan indepth interview
  • Tidak memerlukan informan yang banyak dalam membuktikan hipotesis awal
  • Memerlukan waktu yang relatif lama

Metode kuantitatif

  • Data bersifat numerik (angka-angka)
  • Menggunakan variabel
  • Instrumen penelitian adalah angket
  • Sumber data disebut responden
  • Pertanyaan bersifat tertutup
  • Analisis data menggunakan metode statistik
  • Menggunakan metpde penelitian survei
  • Memerlukan responden yang banyak untuk memperkuat hipotesis
  • Tidak memerlukan waktu yang lama
D. KESIMPULAN
           
            Metode merupakan cara kerja yang digunakan untuk memudahkan kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan, agar tercapai tujuan seperti yang telah kita tentukan dan harapkan.
           
            Macam-macam metode yang digunakan dalam sosiologi yaitu:
a.       Metode Deskriptif
b.      Metode Eksplanatori
c.       Metode Historis-Komparatif
d.      Metode Fungsionalisme
e.       Metode Studi kasus
f.        Metode Survei
g.       Metode Statistik
h.       Metode Eksperimen
i.         Metode Deduktif
j.        Metode Induktif
k.      Metode Partisipasi
DAFTAR RUJUKAN

·        Nawawi, Handari. 2007. Metode penelitian Bidang sosial. Yogyakarta: Gajahmada University Press
·        Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
·        Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
·        Supardan, Dadang. 2009. Pengantar ilmu sosial. Jakarta: Bumi Aksara
·        Syani, Abdul. 2007. Sosiologi Sistematika Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara
·        Usman, Husaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara







[1] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,1994) hlm.461
[2] Danu Prasetya, Pius Abdillah, kamus lengkap Bahasa Indonesia,(Surabaya: Arkola,) hlm.401
[3] Abdul Syani, Sosiologi sistematika Teori dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara,2007) hlm.18
[4] Husaini Usman. Metodologi Penelitian Sosial. (Jakarta: Bumi Aksara,2009), hlm18
[5] Abdul Syani, Sosiologi sistematika Teori dan Terapan, (jakarta: Bumi Aksara,2007) hlm.19
[6] Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial. (Jakarta: Bumi Aksara,2009),hlm.99
[7] Ibid.,hlm.100
[8] Ibid.,hlm.102
[9]Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta.Rajawali pers, 2007), hlm.42-45
[10] Ibid..hlm.45
[11] Husaini Usman, metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi aksara,2009), hlm.100
[12] Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara,2009), hlm.105
[13] Ibid.,hlm.105
[14] Kamanto Sumarto, Pengantar Sosilogi,(Jakarta:Lembaga Penerbit  FE UI.2004), hlm.237
[15] Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.2004), hlm. 235
[16] Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara.2009), hlm.93
[17] Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara,2009), hlm.105

5 komentar: